LANGUAGE

MAU SUKSES BELAJAR , YA BELAJAR!! JANGAN LUPA SHOLAT

Bonus Anda

Senin, 31 Agustus 2009

CONSEPT, APPROACH, PRINCIPLE AND ASPECT OF GEOGRAPHY

CONCEPT, APPROACH, PRINCIPLE AND ASPECT OF GEOGRAPHY

After learning this chapter student are expexted to be able to:
1. Describe about geographycal science
2. Scope and object of geography
3. Principle used by geographical science in analyzing every phenomenon on earth’s surface

INTRODUCTION
Geography is the science that studies similarity and difference of geospheric phenomena with environmental and regional point of view in spatial context. Basically, scope of geography encompasses all phenomena that happen on earth’s surface with some variations and spatial organizations. Therefore, geography can obtain data and facts anywhere and anytime
DEVELOPMENT of GEOGRAPHY
1. Fisis Determinis 
according to fisis determinis point of view, living organism are influenced by natural law. Figures that followed this point of view were Ratzel, Huntington, and Karl Richter.
DEVELOPMENT of GEOGRAPHY
2. Posibilis 
according to posibilis point of view, humans besides being influenced nature, also had role in nature according to the development of his culture. This point of view was pioneered by Paul Vidal de La Blanche
THE FOLLOWING ARE OPINIONS OF THOS FIGURES
• RATZEL (1844-1895)
• HUNTINGTON
• FERDINAN VON RICTHOFFEN (1838-1905)
• PAUL VIDAL DE La BLANCHE
• RICHARD HARTSHONE
• PRESTON E JAMES
THE DEFINITION OF GEOGRAPHY
• JAMES
• BARLOW
• I MADE SANDY
• BINTARTO
• SEMINAR AND WORKSHOP OF IGI INDONESIAN GEOGRAPHICAL in 1988 on SEMARANG
ESSENTIAL CONCEPTS OF GEOGRAPHY
There are 10 essential concepts of geography :
1. Concept of location
2. Concept of distance
3. Concept of achievability
4. Concept of pattern
5. Concept of morphology
6. Concept of aglomerasi
7. Concept of utility value
8. Concept of interaction
9. Concept of Are Differentiation
10. Concept of spatial interrelatedness
PRINCIPLES OF GEOGRAPHY
There are FOUR principles of geography :
1. Spreading principle
2. Interrelationship principle
3. Descriptive principle
4. Chorological principle
ASPECTS OF GEOGRAPHY
1. Physical Aspects
a. Climate and its elements
b. Relief of earth
c. Earthquake
2. Social Aspects
a. Population
b. Mobility of Population
c. The Spreading of Population
THE SCOPE OF GEOGRAPHY
Geography is a science that studies interaction betwen man and his environment, so geography has clear objects and scope. The object of geography basically is devided into two, that is material objects and formal objects.
THE MATERIAL OBJECTS OF GEOGRAPHY ARE GEOSPHERIC PHENOMENA THAT COVER SEVERAL LAYERS, THEY ARE :
• Lithosphere
• Atmosphere
• Hydrosphere
• Biosphere and anthroposphere
Formal objects are regions on earth surface that have their own characteristics, so they can be distinguished from other regions, usually based on natural and social aspects
CLASSIFICATION AND BRANCH OF GEOGRAPHY :
Physical Geography :
• Geology, a science that studies structure, composition, history and development process of the earth
• Pedology, a science that studies the kinds formation process of soil
• Astronomy, a science that studies celestial bodies
• Oceanology, a science that studies about physical and chemical properties of sea water
• Climatology, a science that studies about climate
• Meteorology, a science that studies about weather
• Volcanology, a science that studies about vulcanoes
• Seismology, a science that studies about earthquake
• Geophysics, a science that studies the properties of the inner part of the earth with physical method, such as measuring earthquake, gravitation, and magnetic field
• Biogeography, a study about spreading of living organisms geographically on earth’s surface
CLASSIFICATION AND BRANCH OF GEOGRAPHY :
• SOCIAL GEOGRAPHY
Social geography is a branch of geography that covers population aspects and human activities that consist of economic, politics, social, and cultural activities.


• Human geography, a branch of Geography that studies social, economy, and culture of population.
• Anthropogeography, a branch of geography that studies the spreading of races on earth, seen from geographical point of view
• Polytical geography, a branch of geography that studies geographycal conditions seen specifically
• Regional geography, a branch of geography that studies a certain region specifically
• Population geography, a branch of geography that studies the member, spreading, and composition of population
• Economic geography, a branch of geography that studies economic activities of population in a certain region
• Rural geography, a branch of geography that studies the condition of rural areas, including the the society, from geographical point of view
• Urban geography, a branch of geography that studies about urban regions, including the society, from geographycal point of view

DASAR-DASAR ILMU KEPENDUDUKAN

Dasar-Dasar Ilmu Kependudukan
By Isfaniy
Ilmu kependudukan adalah suatu disiplin ilmu yang tidak dapat dipisahkan dalam pendalaman ilmu kesehatan masyarakat, karena dalam penyuluhan kesehatan kepada masyarakat, maka yang paling urgent untuk diketahui struktur dari suatu masyarakat itu sendiri dan pendekatan jenis apa yang harus dipakai untuk dapat berinterkasi dalam sebuah populasi masyarakat.
Salah satu definisi dari Ilmu kependudukan adalah : suatu ilmu yang mempelajari penduduk (suatu wilayah) terutama mengenai jumah, sruktur (komposisi penduduk dan perkembangan dan perubahannya. (Multilingual Demografic Dictionary, 1982).
Definisi lain yang dikemukakan oleh ahli lain adalah : Ilmu yang mempelajari tentang jumlah, persebaran teritorial dan komposisi penduduk serta perubahan dan penyebab perubahan-perubahan yang terjadi tersebut. yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas), mortalitas, gerak teritorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status). (Philip M. Hauser dan Duddley Duncan. 1959 )
Sedangkan demografi memiliki arti : tulisan atau karangan mengenai rakyat atau penduduk
Jadi dapat disimpulkan bahwa demografi mempelajari struktur dan proses penduduk di suatu wilayah, yang strukturnya meliputi : Jumlah, Persebaran dan Komposisi Penduduk. Struktur penduduk ini dapat selalu berubah-rubah dan perubahan ini disebabkan karena proses demografi yaitu : kelahiran, kematian dan migrasi penduduk.
3 (tiga) variable dasar demografi (basic demografic variable) :
1. having children
2. moving
3. dying
Jika dibedah lebih dalam inti telaah dari demografi adalah :
1. Kajian kependudukan secara statistika dan matematika menyangkut perubahan penduduk, besar/jumlah, komposisi dan distribusi penduduk melalui 5 komponen demografi yakni fertillitas, mortalitas, perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial (Bogue, 1976)
2. Barcley (1981) lebih menekankan pada kajian tentang perilaku penduduk secara keseluruhan buan pada perorangan dengan fokus kajian pada statistika dan matematika (Pure Demografi)
3. Houser and Duncan, lebih menitikberatkan pda dampak yang ditimbulkan oleh perubahan-perubahan penduduk (akses dari persebaran dan komposisi)
Dalam ilmu kependudukan juga dikenal istilah Study kependudukan, yaitu : segala perubahan yang berhubungan dengan aspek kehidupan berupa komponen-komponen (kelahiran, kematian dan perpindahan) yang berkaitan dengan jumah, komposisi dan distribusi penduduk menurut umur dan jenis kelamin.
Ruang Lingkup Ilmu Kependudukan
Demografi menekankan pada kajian-kajian sebagai berikut :
1. Besar atau jumlah, komposisi dan distribusi penduduk dalam suatu wilayah
2. Perubahan-perubahan dari jumlah penduduk, komposisi dan distribusinya.
3. Komponen-komponen dari perubahan tersebut
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan komponen-komponen tersebut
5. Konsekuensi dari perubahan baik jumlah, komposisi ataupun distribusi dalam komponen-komponen tersebut
Beberapa catatan tentang kajian kependudukan :
• Besar atau jumlah penduduk hanya dapat berubah melalui fertilitas, mortalitas dan migrasi.
• Bilamana seseorang lahir, mati atau pindah berarti secara terus menerus penduduk bertamah atau bekurang
• Penduduk bertambah dengan cara kelahiran , pindah datang (moving-in) ke suatu wilayah
• Demikian pula jumlah penduduk akan berkurang dengan adanya kematian atau perpindahan keluar (moving-out) dari suatu wilayah
Sumber-sumber Data Dalam Kajian Ilmu Kependudukan
Sumber data yang biasanya dipakai dalam ilmu kependudukan adalah segala terbitan resmi, baik dalam bentuk angka grafik atau gambar yang merupakan sumber data.
Guna menganalisa demografi suatu masyarakat secara geografis perlu diketahui berapa jumlah penduduk yang tinggal disana. bagaimana penyebarannya, bagaimana penyebarannya, berapa yang lahir dan yang mati dalam tahun berjalan, berapa yang masuk (moving-in) dan berapa yang keluar (moving-out).
3 jenis informasi utama yang diperlukan dalam studi kependudukan :
1. population size and distribution
2. population process (fertility, mortality and migration)
3. Population structure dan characteristic
Dalam Kependudukan Juga dikenal 3 (tiga) sumber data utama, yaitu :
SENSUS PENDUDUK
Suatu perhitungan penduduk secara lengkap dengan menghitung seluruh populasi dalam suatu negara, biasanya dilakukan karena pemerintah ingin mendapatkan data setiap penduduk yang meliputi : nama, alamat, hubungan dengan kepala keluarga, jenis kelamin, etnis, agama, umur, tahun kelahiran, status perkawinan, kewarganegaraan, dan lain-lain.
Jadi sensus penduduk merupakan keseluruhan proses pengumpulan data (collecting), menghimpun dan menyusun (compiling) dan menerbitkan data-data yang meliputi semua orang pada waktu tertentu di suatu negara atau wilayah tertentu.
Ada beberapa karakteristik perbedaan antara sensus dengan pengumpulan data yang lain, yaitu :
1. Semua orang atau penduduk yang hidup dalam wilayah tercacah harus tercakup
2. Serentak dilakukan pada satu waktu tertentu
3. Dilaksanakan di suatu wilayah tertentu.
- Unit cacah sensus adalah : perorangan, bukan KK atau RT
- Sensus baru dikatakan selesai apabila semua informasi yang dikumpulkan suda diterbitkan
SURVEY
Bila sensus meliputi seluruh penduduk maka survey hanya mengambil sampel dari seluruh populasi saja.
Kelebihan survey adalah :
1. Pengambilan data terkonsentrasi untuk tujuan tertentu karena itu sangat berpotensi untuk dikembangkan baik dalam skala besar maupun kecil.
2. Dilaksanakan oleh orang lain yang berbeda dan biasanya terdiri dari tenaga profesional sesuai dengan sasaran masing-masing dan dilaksanakan dengan cara yang berbeda pula
3. Biaya (cost) bisa lebih hemat sesuai dengan cakupannya

REGISTRASI VITAL
sistem ini telah dikenal sejak alam, Yaitu suatu pengumpulan data mengenai peristiwa-peristiwa penting yang terjadi dalam masyaraat, sperti : kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian, adopsi, migrasi dan lain sebagainya.
Jadi singkatanya registrasi viatla adalah semua sumber sejarah yang tercatat secara resmi baik oleh pemerintah maupun oleh badan swasta lainnya.
Kelebihan dari sisitem Registrasi adalah : data bertahan lama dan gampang diperoleh kapan saja diperlukan
Tujuan Kajian Kependudukan
Dilihat dari variable dasar demografi dan karakteristic penduduk maka para pakar bersepakat menyatakan tujuan utama kajian ilmu kependudukan adalah :
1. Mengetahui kualitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu
2. Menjelaskan pertumbuhan masa yang lampau, penurunannya dan persebarannya dengan data yang tersedia
3. mengembangkan sebab akibat anatara perkembangan laju pertumbuhan penduduk dengan berbagai aspek sosial lainnya
4. Mencoba meramalkan pertumbuhan penduduk di masa yang akan datang dengan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya.
Beberapa Teori Tentang Kependudukan
Population perspekstif ialah suatu pandangan yang berhubungan erat dengan informasi dasar akan teori-teori atau pandangan bagaimana dunia berasimilasi secara demografi
Secara luas dalam hal ini dikenal adanya 2 doctrine :
I. Doktrin Pro – Natalis
Masyarakat zaman dulu hanya menganut 1 paham yang menginginkan keberadaan penduduk yang banyak sebagai generasi penggantiakibat tingkat kematian yang telalu tinggi.
Plato dalam tulisannya “The Law” menekankan bahwa kestabilan jumlah penduduk amat penting demi untuk menjamin kesempurnaan hidup manusia.
Zaman emperium Romawi, dibawah Caesar Julius dan Agustus Caesar ditandai dengan penganut Doktrin Pro-natalis.
Dalam hal ini penduduk yang banyak mutlak harus dipersiapakan untuk kesiapan angkatan perang yang akan menjamin keselamatan emperiumnya. Jadi paham ini lebih banyak dianut oleh raja-raja zaman dahulu atau paling kurang masih memiliki pemikiran tradisional.
II. Doctrine Anti – Natalis
Paham ini didominasi oleh aliran kristenisi yang mulai berkembang di Eropa Tengah, dan doktrin ini berkembang dengan sangat pesat.
Dewasa ini hampir semua negara berkembanng atau maju sudah menganut doktrin Anti-Natalis, karena dalam kenyataannya proses pembangunan ekonomi harus berorientasi pada keseimbangan antara jumlah penduduk dengan pertumbuhan ekonomi.
” Pandangan Maltus”
Thomas Robert Maltus (1798) seorang ahli di bidang ekonomi yang juga seorang pendeta terkenal di Inggris. Maltus saat itu berpandangan bahwa : penduduk memiliki kemampuan laur biasa untuk berkembang. Jika pertumbuhan penduduk tersebut tidak dikendalikan maka pertumbuhannya akan mengikut deret pola ukur (2, 4, 8, 16, 32, ……), sedangkan pertumbuhan ekonomi dan pangan akan mengikuti deret pola hitung (1, 2, 3, 4, 5, …………)
Menurut Maltus ada 2 cara pengendaliannya, yaitu :
1. Positive Check : yaitu cara pengendalian yang tidak moralis dan tidak dapat dikontrol seperti perang, wabah, atau perlakuan manusia lainnya yang tidak berperikemanusiaan.
2. Preventive Check : yaitu dengan pengekangan moral dalam membatasi kelahiran (birth control ). dan untuk ini cara yang dianjurkan adalah dengan menunda atau pendewasaan perkawinan (PUP)
Maltus sendiri pada waktu itu konsekuen dengan apa yang diucapkannya yaitu dengan menikah pada usia 35 tahun dan hanya punya 2 anak. Maltus sangat yakin bahwa secara alamiah konsekuensi pertumbuhan penduduk yang tidak bisa dikendalikan adalah kelaparan, alasannya adalah :
• Manusia memiliki kemampuan berkembang secara alamiah dan tidak terbatas secara natural
• Sedangkan penigkatan makanan selalu tidak akan mengimbangi pertumbuahn penduduk.
• Pertumbuhan penduduk yang pesat juga akan menciptakan pengangguran (unemployment)
Pendapt Maltus sendiri banyak mendapatkan sanggahan dari berbagai pihak karena Maltus tidak mempertimbangkan kemajuan tekhnologi.
Paham Marvist
Karl Marvist dan Friedrich Engels (1834) adalh generasi sesudah Maltus.
Paham Marvist umumnya tidak setuju dengan pandangan Maltus, karena menurutnya paham Maltus bertentangan dengan nurani manusia.
Dasar Pegangan Marvist adalah :
1. Beranjak dari pengalaman bahwa manusia sepanjang sejarah akan dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.
2. Beda pandangan Marvist dan Maltus adalah pada “Natural Resource” tidak bisa dikembangkan atau mengimbangi kecepatan pertumbuhan penduduk.
Kesimpulan
1. Kalangan pesimis bersiteguh bahwa pertumbuhan penduduk adalah sesuatu yang sangat mengerikan sperti suatu ledakan bom yang dahsyat, sedangkan kalangan optimis berharap pertumbuhan penduduk pertumbuhan penduduk akan diimbangkan dengan penemuan dan kemajuan tekhnologi
2. Apakah anda seorang pesimis atau optimis, yang pasti anda akan hidup dan berjuang bersama jutaan manusia lainnya seperti sekarang.
3. Ruang lingkup kajian demografi meliputi semua persoalan yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh besarnya jumlah penduduk (population size), penyebarannya, proses, bentuk karakteris penduduk
4. Inti perubahan kajian kependudukan ialah proses kematian, kelahiran dan imigrasi
5. Untuk mendalamia kajian proses dan perubahan penduduk anda perlu mengetahui berapa jumlah penduduk yang hidup, berapa yang lahir dan berpa yang mati, jumlah yang masuk, keluar dan alasan mengapa semua itu terjadi
Sumber :
http://tuloe.wordpress.com/2009/06/20/dasar-dasar-ilmu-kependudukan/

Sabtu, 15 Agustus 2009

Upaya Pelestarian Flora dan Fauna

Upaya-Upaya Pelestarian Flora dan Fauna
Beberapa jenis flora dan fauna kini semakin sulit ditemui karena banyak diburu untuk tujuan tertentu (dimakan, untuk obat, perhiasan) maupun tempat hidupnya dirusak manusia misalnya unntuk dijadikan lahan pertanian, perumahan, industri, dan sebagainya. Flora dan fauna yang jumlahnya sangat terbatas tersebut dinyatakan sebagai flora dan fauna langka. Untuk mencegah semakin punahnya flora dan fauna ini maka dilakukan upaya-upaya sebagai berikut:
a. Ditetapkan tempat perlindungan bagi flora dan fauna agar perkembangbiakannya tidak terganggu. Tempat-tempat perlindungan ini berupa cagar alam bagi flora dan suaka margasatwa bagi fauna.
b. Membangun beberapa pusat rehabilitasi dan tempat-tempat penangkaran bagi hewan-hewan tertentu, seperti:
• Pusat rehabilitasi orang utan di Bohorok dan Tanjung Putting di Sumatera.
• Daerah hutan Wanariset Samboja di Kutai, Kalimantan Timur.
• Pusat rehabilitasi babi rusa dan anoa di Sulawesi.
c. Pembangunan yang berwawasan lingkungan, berarti pembangunan harus memperhatikan keseimbangan yang sehat antara manusia dengan lingkungannya.
d. Menetapkan beberapa jenis binatang yang perlu dilindungi seperti: Soa-soa (biawak), Komodo, Landak Semut Irian, Kanguru Pohon, Bekantan, Orang Utan (Mawas), Kelinci liar, bajing terbang, bajing tanah, Siamang, macan Kumbang, beruang madu, macan dahan kuwuk, Pesut, ikan Duyung, gajah, tapir, badak, anoa, menjangan, banteng, kambing hutan, Sarudung, owa, Sing Puar, Peusing.
e. Melakukan usaha pelestarian hutan, antara lain:
• mencegah pencurian kayu dan penebangan hutan secara liar.
• perbaikan kondisi lingkungan hutan.
• menanam kembali di tempat tumbuhan yang pohonnya di tebang.
• sistem tebang pilih.
f. Melakukan usaha pelestarian hewan, antara lain:
• melindungi hewan dari perburuan dan pembunuhan liar.
• mengembalikan hewan piaraan ke kawasan habitatnya.
• mengawasi pengeluaran hewan ke luar negeri.
g. Melakukan usaha pelestarian biota perairan, antara lain:
• mencegah perusakan wilayah perairan.
• melarang cara-cara penangkapan yang dapat mematikan ikan dan biota lainnya, misalnya dengan bahan peledak.
• melindungi anak ikan dari gangguan dan penangkapan.

Upaya Pelestarian Flora dan Fauna

Upaya-Upaya Pelestarian Flora dan Fauna
Beberapa jenis flora dan fauna kini semakin sulit ditemui karena banyak diburu untuk tujuan tertentu (dimakan, untuk obat, perhiasan) maupun tempat hidupnya dirusak manusia misalnya unntuk dijadikan lahan pertanian, perumahan, industri, dan sebagainya. Flora dan fauna yang jumlahnya sangat terbatas tersebut dinyatakan sebagai flora dan fauna langka. Untuk mencegah semakin punahnya flora dan fauna ini maka dilakukan upaya-upaya sebagai berikut:
a. Ditetapkan tempat perlindungan bagi flora dan fauna agar perkembangbiakannya tidak terganggu. Tempat-tempat perlindungan ini berupa cagar alam bagi flora dan suaka margasatwa bagi fauna.
b. Membangun beberapa pusat rehabilitasi dan tempat-tempat penangkaran bagi hewan-hewan tertentu, seperti:
• Pusat rehabilitasi orang utan di Bohorok dan Tanjung Putting di Sumatera.
• Daerah hutan Wanariset Samboja di Kutai, Kalimantan Timur.
• Pusat rehabilitasi babi rusa dan anoa di Sulawesi.
c. Pembangunan yang berwawasan lingkungan, berarti pembangunan harus memperhatikan keseimbangan yang sehat antara manusia dengan lingkungannya.
d. Menetapkan beberapa jenis binatang yang perlu dilindungi seperti: Soa-soa (biawak), Komodo, Landak Semut Irian, Kanguru Pohon, Bekantan, Orang Utan (Mawas), Kelinci liar, bajing terbang, bajing tanah, Siamang, macan Kumbang, beruang madu, macan dahan kuwuk, Pesut, ikan Duyung, gajah, tapir, badak, anoa, menjangan, banteng, kambing hutan, Sarudung, owa, Sing Puar, Peusing.
e. Melakukan usaha pelestarian hutan, antara lain:
• mencegah pencurian kayu dan penebangan hutan secara liar.
• perbaikan kondisi lingkungan hutan.
• menanam kembali di tempat tumbuhan yang pohonnya di tebang.
• sistem tebang pilih.
f. Melakukan usaha pelestarian hewan, antara lain:
• melindungi hewan dari perburuan dan pembunuhan liar.
• mengembalikan hewan piaraan ke kawasan habitatnya.
• mengawasi pengeluaran hewan ke luar negeri.
g. Melakukan usaha pelestarian biota perairan, antara lain:
• mencegah perusakan wilayah perairan.
• melarang cara-cara penangkapan yang dapat mematikan ikan dan biota lainnya, misalnya dengan bahan peledak.
• melindungi anak ikan dari gangguan dan penangkapan.

Hutan Mangrove 1

Hutan Mangrove
Adalah kumpulan vegetasi yang secara alami hidup dan menyesuaikan terhadap pasang surut air laut.
Syarat Tumbuh Mangrove:
1. Ada lumpur ( Sedimentasi )
2. Kemiringan Lahan Landai
3. Ombak laut tenang ( Muara, sungai , teluk )
4. Terjadi Pasang surut air laut.
Sifat Mangrove:
1. Tahan genangan air laut ( Halofit )
2. Seluruh tubuh terdapat pori ekskresi garam.
3. Anatomi akar napas sebagai penopang.
4. Buah Mudah Kecambah.
Fungsi Hutan Mangrove :
1. Bioekologis : Unsur vital sebagai penyeimbang ekosistem.
2. Konservasi : Sebagai perlindungan untuk daerah pantai
3. Sosek : Hasil non hayati dpt dinikmati, panorama keindahan.
Manfaat Hutan Mangrove :
1. Manfaat Langsung : Kayu, Serat, Tanin
2. Manfaat tak Langsung : Jasa dari fungsi mangrove
3. Makanan ikan
4. Pemijahan dan pembesaran anak ikan.
5. Habitat unggas laut.
6. Perlindungan : Abrasi,sbg tabir angin,redam ombak,penahan intrusi,lokalisir sedimen.
7. Estetika : Sebagai sarana Wisata Pantai.
Kebijakan teknis perlunya Rehabilitasi Hutan Mangrove di Indonesia melalui GERHAN ( Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan ) adalah luas kawasan Mangrove di Indonesia 8,6 Juta hektar terdiri dari :
3,8 juta hektar dalam kawasan hutan —Yang rusak 1,7 juta hektar.
4,8 juta hektar Diluar kawasan hutan—-Yang rusak 4,2 juta hektar.
Dari sinilah perlunya terus menerus diadakan rehabilitasi hutan mangrove untuk memulihkan fungsi hutan mangrove dalam menjaga ekosisitem dan meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat sekitar pantai.
Macam –macam jenis Tanaman Mangrove
1. RHIZOPHORA MUCRONATA ( Bakau )
2. RHIZOPHORA STYLOSA ( Tongke Besar )
3. RHIZOPHORA APICULATA ( Tinjang )
4. BRUGUIERA PARVILOFA ( Bius )
5. BRUGUIERA SEXANGULA ( Tancang )
6. BRUGUIERA GYMNORHIZA ( Tinjang Merah )
7. SONNERATIA ALBA ( Pedada Bogem )
8. SONNERATIA CASEOLATIS ( Padada )
9. XYLOCARPUS GRANATUM ( Nyirih )
10. HERITIERA LITTORALIS ( Bayur Laut )
11. LUMNITZERA RACEMORA (Tarumtum )
12. CARBERA MANGHAS ( Bintaro )
13. NYPA FRUTICANS ( Nipah )
14. AVICENIA SPP ( Api-api )

Ruang Lingkup Kajian Geografi

RUANG LINGKUP KAJIAN GEOGRAFI
Sebutan geografi sebagai ilmu pengetahuan cukup banyak, antara lain: i). geografi sebagai ilmu holistik yang mempelajari fenomena di permukaan bumi secara utuh menyeluruh, ii) geografi adalah ilmu analitis dan sintesis, yang memadukan unsur lingkungan fisikal dengan unsur manusia dan iii). geografi adalah ilmu wilayah yang mempelajari sumberdaya wilayah secara komprehensif. Tiga sebutan geografi tersebut yang menjadi landasan untuk membahas kajian geografi yang mampu merespon permalasalahan lingkungan yang berdimensi lokal hingga global. Pertanyaan pemandu untuk mengetahui ruang lingkup kajian Geografi pada umumnya adalah:
1) apa (what),
2) dimana (where),
3) berapa (how long/how much),
4) mengapa (why),
5) bagaimana (how),
6) kapan (when),
7) siapa (who) (Widoyo Alfandi, 2001).

Pertanyaan pemandu yang mencerminkan bahwa geografi itu adalah holistik, sintesis dan kewilayahan adalah sebagai berikut:
1) apa, dimana dan kapan (what, where and when), pertanyaan ini menuntun kita untuk mengetahui fenomena geografis dan distribusi spasialnya pada suatu wilayah, serta kapan terjadinya;
2) bagaimana dan mengapa ( how and why), pertanyaan ini bersifat analitis untuk mengetahui sistem, proses, perilaku, ketergantungan, organisasi spasial dan interaksi antar komponen pembentuk geosfer;
3) apakah dampaknya (what is the impact), pertanyaan bersifat analistis, sintesis untuk mengevaluasi fenomena geografi yang mengalami perubahan baik oleh proses alam maupun oleh hasil interaksi antara manusia dengan lingkungan alamnya;
4) Bagaimana seharusnya (how ought to ), pertanyaan ini menjurus ke sintesis dan evaluasi untuk pemecahan permasalahan lingkungan suatu wilayah dan memberikan keputusan dalam pengelolaan sumberdaya dan lingkungan. Pertanyaan pemandu pertama dalam geografi yang umum tersebut dapat
digunakan untuk proses pembelajaran pada tingkat manapun dengan memperhatikan tingkat kedalaman atau kedetilannya. Pertanyaan pemandu yang kedua dapat ditujukan untuk jenjang pendidikan pada perguruan tinggi, dengan asumsi bahwa wawasan dan penalaran mahasiswa lebih mantap.

Rabu, 12 Agustus 2009

Pemanfaatan Flora dan fauna

Pemanfaatan Flora dan Fauna
Keberadaan flora dan fauna tak dapat dipisahkan didalam kehidupan manusia. Tumbuhan dan hewan mempunyai manfaatnya yang besar bagi kehidupan manusia. Ada saling ketergantungan antara tumbuhan, hewan dan manusia untuk kelangsungan hidup mereka masing-masing. Sebagian hewan mempunyai andil bagi pertumbuhan dan persebaran tumbuhan. Binatangpun hidup dari tetumbuhan juga. Bahkan binatang karnivora, seperti harimau misalnya, sesungguhnya bergantung pada tumbuhan karena makanannya terdiri dari binatang herbivora yang hidupnya dari tetumbuhan.
Ketergantungan flora dan fauna pada manusia adalah dalam upaya perkembangbiakan, persebaran, dan pelestariannya. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia memanfaatkan flora dan fauna untuk berbagai tujuan. Pemanfaatan flora dan fauna oleh manusia antara lain adalah untuk :
1. Dikonsumsi
Manusia membutuhkan makanan dari tumbuh-tumbuhan dan hewan untuk keperluan tubuhnya agar tetap hidup dan sehat. Oleh sebab itu beberapa jenis tumbuhan dan hewan tertentu dikonsumsi oleh manusia.
2. Tujuan pendidikan dan penelitian
Suaka margasatwa dan cagar alam merupakan tempat yang sangat ideal untuk tujuan pendidikan dan penelitian karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan jenis-jenis tumbuhan, hewan dan ekosistemnya.
3. Sarana rekreasi
Keanekaragaman flora dan fauna digunakan pula untuk tujuan rekreasi sehingga dapat menghasilkan devisa bagi pemerintah. Contohnya Kebon Raya Bogor dan Kebon Raya Cibodas, di Jawa Barat, Pulau Komodo di P. Komodo, Tanjung Puting di Kalimantan, dan Ujung Kulon di Jawa Barat dijadikan tempat wisata dan banyak diminati oleh turis domestik dan luar negeri. Apakah di daerah Anda ada cagar alam atau suaka margasatwa yang dijadikan tempat wisata? Pernahkah kamu mengunjunginya dan manfaat apa yang kamu peroleh di sana?
Fungsi Suaka Margasatwa dan Cagar Alam
Sebelum membicarakan tentang fungsi suaka margasatwa dan cagar alam, terlebih dahulu kita harus mengerti apa yang dimaksud dengan suaka alam, suaka margasatwa, dan cagar alam.
Suaka alam merupakan kawasan di daratan dan perairan yang mempunyai fungsi utama sebagai kawasan perlindungan dan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan hewan serta tata lingkungannya. Suaka alam merupakan usaha konservasi flora dan fauna yang mencakup cagar alam dan suaka margasatwa.
Suaka margasatwa adalah kawasan suaka alam yang mempunyai ekosistem asli, memiliki ciri khas berupa keanekaragaman dan keunikan jenis satwanya. Suaka margasatwa bertujuan untuk melindungi dan melestarikan kelangsungan hidup satwa tertentu agar tidak punah. Selain itu dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan,pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi.
Cagar alam merupakan kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa dan tata lingkungannya. Kawasan ini untuk melindungi dan melestarikan flora dan fauna yang hidup di dalamnya yang mempunyai nilai tertentu agar dapat berkembang sesuai dengan kondisi aslinya. Selain itu cagar alam juga dipergunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan, pendidikan, dan rekreasi.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi dari suaka margasatwa dan cagar alam adalah sebagai berikut:
 melindungi flora dan fauna dari ancaman kepunahan.
 menjaga kesuburan tanah.
 mengatur tata air.
 menjadi tempat/obyek wisata.
 menambah sumber devisa negara.
 menjadi tempat belajar di lapangan (praktek).
 menjadi tempat penelitian.
Upaya-Upaya Pelestarian Flora dan Fauna
Beberapa jenis flora dan fauna kini semakin sulit ditemui karena banyak diburu untuk tujuan tertentu (dimakan, untuk obat, perhiasan) maupun tempat hidupnya dirusak manusia misalnya unntuk dijadikan lahan pertanian, perumahan, industri, dan sebagainya. Flora dan fauna yang jumlahnya sangat terbatas tersebut dinyatakan sebagai flora dan fauna langka.
Untuk mencegah semakin punahnya flora dan fauna ini maka dilakukan upaya-upaya sebagai berikut:
a. Ditetapkan tempat perlindungan bagi flora dan fauna agar perkembangbiakannya tidak terganggu. Tempat-tempat perlindungan ini berupa cagar alam bagi flora dan suaka margasatwa bagi fauna.
b. Membangun beberapa pusat rehabilitasi dan tempat-tempat penangkaran bagi hewan-hewan tertentu, seperti:
 Pusat rehabilitasi orang utan di Bohorok dan Tanjung Putting di Sumatera.
 Daerah hutan Wanariset Samboja di Kutai, Kalimantan Timur.
 Pusat rehabilitasi babi rusa dan anoa di Sulawesi.
c. Pembangunan yang berwawasan lingkungan, berarti pembangunan harus memperhatikan keseimbangan yang sehat antara manusia dengan lingkungannya.
d. Menetapkan beberapa jenis binatang yang perlu dilindungi seperti: Soa-soa (biawak), Komodo, Landak Semut Irian, Kanguru Pohon, Bekantan, Orang Utan (Mawas), Kelinci liar, bajing terbang, bajing tanah, Siamang, macan Kumbang, beruang madu, macan dahan kuwuk, Pesut, ikan Duyung, gajah, tapir, badak, anoa, menjangan, banteng, kambing hutan, Sarudung, owa, Sing Puar, Peusing.
e. Melakukan usaha pelestarian hutan, antara lain:
 mencegah pencurian kayu dan penebangan hutan secara liar.
 perbaikan kondisi lingkungan hutan.
 menanam kembali di tempat tumbuhan yang pohonnya di tebang.
 sistem tebang pilih.
f. Melakukan usaha pelestarian hewan, antara lain:
 melindungi hewan dari perburuan dan pembunuhan liar.
 mengembalikan hewan piaraan ke kawasan habitatnya.
 mengawasi pengeluaran hewan ke luar negeri.
g. Melakukan usaha pelestarian biota perairan, antara lain:
 mencegah perusakan wilayah perairan.
 melarang cara-cara penangkapan yang dapat mematikan ikan dan biota lainnya, misalnya dengan bahan peledak.
 melindungi anak ikan dari gangguan dan penangkapan.
Daerah-daerah Suaka Margasatwa dan Cagar Alam Kenyataan menunjukkan bahwa jumlah tumbuhan dan hewan yang dinyatakan langka semakin bertambah. Coba Anda lihat bagan di bawah ini. Sumber: Buku Geografi , Tim MGMP Geografi SMU. Data di atas belum termasuk flora langkanya atau yang dinyatakan langka. Berarti semakin banyak fauna dan flora di negeri kita yang terancam punah.
Sejak tahun 1980, beberapa kawasan cagar alam atau suaka margasatwa telah diubah statusnya menjadi Taman Nasional. Dewasa ini terdapat 320 tempat untuk Taman Nasional dan Hutan Lindung, antara lain di Sumatera, Irian Jaya, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Taman nasional dan hutan lindung mempunyai fungsi sebagai:
 perlindungan sistem penyangga kehidupan.
 pengawetan jenis tumbuhan dan hewan.
 pelestarian pemanfaatan sumber daya hayati dan tata lingkungan.
Di bawah ini beberapa taman nasional, suaka alam, dan margasatwa di Indonesia.

Keterangan :
* Ditetapkan sejak 1980
** Ditetapkan sejak 1982
Sumber : e-dukasi.net

Senin, 10 Agustus 2009

Pengertian Geografi dan Ilmu Penunjangnya

GEOGRAFI MENURUT PARA AHLI

No. Pendapat Bunyi Kesimpulan
1. Preston E.James Geografi merupakan induk dari ilmu pengetauhan,karena banyak ilmu pengetauhan yang dikaji selalu di mulai dari keadan bumi. Merupakan induk dari ilmu pengetahuan.
2. Prof. Bintarto Geografi adalah ilmu pengetauhan yang menerangkan sifat-sifat bumi, menganalisis gejala-gejala alam dan penduduk,serta mempelajari ciri khas mengenai bumi dalam ruang dan waktu. ilmu pengetauhan yang menerangkan sifat-sifat bumi dan menganalisis gejala-gejala alam.
3. Ullman (1954) Geografi adalah interaksi antar ruang. Geografi adalah interaksi antar ruang.
4. Paul Claval (1976) Geografi selalu ingin menjelaskan gejala-gejala dari segi hubungan keruangan. Selalu menjelaskan gejala-gejala dari segi hubungan keruangan.
5. Strabo Geografi erat kaitannya dengan karakteristik tertentu mengenai suatu tempat dengan memperhatikan juga hubungan antara berbagai tempat secara keseluruhan. Geografi erat kaitannya dengan karakteristik
6. Karl Ritter Geografi ialah studi tentang daerah yang berbeda-beda dipermukaan bumi dalam karagamannya. studi tentang daerah yang berbeda-beda dipermukaan bumi
7. John Hanrath Geografi adalah pengetahuan yang menyelidiki persebaran gejala-gejala fisik biologis dan antropologis pada ruang di permukaan bumi, sebab akibat dan gejal menurut ukuran nilai, motif yang hasilnya dapat dibandingkan. pengetahuan yang menyelidiki persebaran gejala-gejala fisik biologis dan antropologis pada ruang di permukaan bumi.
8. Para pakar geografi pada seminar dan lokakarya di Semarang tahun 1988 Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kewilayahan dan lingkungan dalam konteks keruangan. ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kewilayahan dan lingkungan dalam konteks keruangan.







ILMU PENUNJANG GEOGRAFI
No. Ilmu Pununjang Pengertian Kesimpulan
1. Geologi Ilmu yang mempelajari bumi secara keseluruhan. Kejadian struktur komposisi, sejarah, dan proses perkembangannya
2. Geofisika Ilmu yang mengkaji sifat-sifat bumi bagian dalam dengan metode tehnik fisika. Pengukuran gempa bumi, gravitasi, dam medan magnet.
3. Metereologi Ilmu yang mempelajari atmosfer. Udara, cuaca, suhu, dan angina.
4. Astronomi Ilmu yang mempelajari benda-benda langit di luar atmosfer bumi. Matahari, bulan, bintang, dan ruang angkasa.
5. Biogeografi Studi tentang Penyebaran makhluk hidup secara geografis di muka bumi. Penyebaran makhluk hidup
6. Geomorfologi Studi tentang bentuk-bentuk dan segala proses yang menghasilkan bentuk-bentuk tersebut. Bentuk-bentuk dan segala proses yang menghasilkan bentuk-bentuk tersebut
7. Hidrografi Ilmu yang berhubungan dengan penelitian dan pemetaan air di muka bumi. Pemetaan air
8. Oseanografi Ilmu yang mempelajari lautan. Sifat air laut, pasang surut, arus, dan kedalaman.
9. Paleontologi Ilmu tentang fosil-fosil serta bentuk-bentuk kehidupan di masa purba(prasejarah) yang terdapat dibawah lapisan bumi. Fosil-fosil kehidupan dimasa purba.
10. Antropogeografi Cabang geografi yang mempelajari penyebaran bangsa-bangsa dimuka bumi dilihat dari sudut geografis. Penyebaran bangsa-bangsa dimuka bumi.
11. Geografi Matematik Ilmu geografi yang berkenaan dengan perkiraan bentuk, ukuran, serta gerakan bumi. Lintang dan bujur goegrafi, meridian, parallel, dan luas permukaan bumi.
12. Geografi historik Cabang geografi yang mempelajari bumi ditinjau dari sudut sejarah dan perkembangannya. Mempelajari bumi ditinjau dari sudut sejarah.
13. Geografi Regional Cabang geografi yang mempelajari suatu kawasan tertentu secara khusus. Yang mempelajari suatu kawasan tertentu secara khusus.
14. Geografi Politik Cabang geografi yang khusus mengkaji kondisi-kondisi geografis ditinjau dari sudut polotik atau kepentingan Negara. Khusus mengkaji kondisi-kondisi geografis ditinjau dari sudut politik.
15. Geografi Fisik Cabang geografi yang mengkaji tentang bentuk dan struktur pemukaan bumi, yang mencakup aspek geomorfologi dan hidrologi. Mengkaji tentang bentuk dan struktur pemukaan bumi, yang mencakup aspek geomorfologi dan hidrologi.
16. Geografi Manusia Cabang geografi yang mengkaji tentang aspek sosial ekonomi dan budaya penduduk. Mengkaji tentang aspek sosial, ekonomi, dan budaya penduduk.

Suaka Margasatwa

Suaka Margasatwa dan Manfaatnya

Keanekaragaman hayati dan hewani di Indonesia membuat perlunya sebuah tempat untuk melindungi dan melestarikan keragaman tersebut. Karenanya, pemerintah Indonesia membuat beberapa tempat, diantaranya adalah cagar alam dan suaka margasatwa. Kawasan Suaka Margasatwa adalah kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas berupa keanekaragaman dan atau keunikan jenis satwa yang untuk kelangsungan hidupnya dapat dilakukan pembinaan terhadap habitatnya.

Adapun kriteria untuk penunjukkan dan penetapan sebagai kawasan Suaka Margasatwa:

1. merupakan tempat hidup dan perkembangbiakan dari jenis satwa yang perlu dilakukan upaya konservasinya;
2. merupakan habitat dari suatu jenis satwa langka dan atau dikhawatirkan akan punah;
3. memiliki keanekaragaman dan populasi satwa yang tinggi;
4. merupakan tempat dan kehidupan bagi jenis satwa migran tertentu; dan atau
5. mempunyai luasan yang cukup sebagai habitat jenis satwa yang bersangkutan.

Pemerintah bertugas mengelola kawasan Suaka Margasatwa. Suatu kawasan Suaka Margasatwa dikelola berdasarkan satu rencana pengelolaan yang disusun berdasarkan kajian aspek-aspek ekologi, teknis, ekonomis dan sosial budaya. Rencana pengelolaan Suaka Margasatwa sekurang-kurangnya memuat tujuan pengelolaan, dan garis besar kegiatan yang menunjang upaya perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan kawasan.

Upaya pengawetan kawasan Suaka Margasatwa dilaksanakan dalam bentuk kegiatan :

1. perlindungan dan pengamanan kawasan
2. inventarisasi potensi kawasan
3. penelitian dan pengembangan yang menunjang pengawetan.
4. pembinaan habitat dan populasi satwa

Pembinaan habitat dan populasi satwa, meliputi kegiatan :

1. pembinaan padang rumput
2. pembuatan fasilitas air minum dan atau tempat berkubang dan mandi satwa
3. penanaman dan pemeliharaan pohon-pohon pelindung dan pohon-pohon sumber makanan satwa
4. penjarangan populasi satwa
5. penambahan tumbuhan atau satwa asli, atau
6. pemberantasan jenis tumbuhan dan satwa pengganggu.

Beberapa kegiatan yang dilarang karena dapat mengakibatkan perubahan fungsi kawasan Suaka Margasatwa alam adalah :

1. melakukan perburuan terhadap satwa yang berada di dalam kawasan
2. memasukan jenis-jenis tumbuhan dan satwa bukan asli ke dalam kawasan
3. memotong, merusak, mengambil, menebang, dan memusnahkan tumbuhan dan satwa dalam dan dari kawasan
4. menggali atau membuat lubang pada tanah yang mengganggu kehidupan tumbuhan dan satwa dalam kawasan, atau
5. mengubah bentang alam kawasan yang mengusik atau mengganggu kehidupan tumbuhan dan satwa

Larangan juga berlaku terhadap kegiatan yang dianggap sebagai tindakan permulaan yang berkibat pada perubahan keutuhan kawasan, seperti :

1. memotong, memindahkan, merusak atau menghilangkan tanda batas kawasan, atau
2. membawa alat yang lazim digunakan untuk mengambil, mengangkut, menebang, membelah, merusak, berburu, memusnahkan satwa dan tumbuhan ke dan dari dalam kawasan.

Sesuai dengan fungsinya, Suaka Margasatwa dapat dimanfaatkan untuk

1. penelitian dan pengembangan
2. ilmu pengetahuan
3. pendidikan
4. wisata alam terbatas
5. kegiatan penunjang budidaya.

Kegiatan penelitian di atas, meliputi :

1. penelitian dasar
2. penelitian untuk menunjang pemanfaatan dan budidaya.

Beberapa Suaka Margasatwa di Indonesia :

1. Langkat barat dan langkat selatan di Sumatera Utara
2. Kerumutan di Riau
3. Berbak di Jambi
4. Way Kambas di Lampung
5. Pangandaran di Jawa Barat
6. Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat

Sumber : http://www.ditjenphka.go.id/index.php?a=ks

Rabu, 05 Agustus 2009

Prinsip dan Konsep Dasar Geografi

Prinsip dan Konsep Dasar Geografi

A. Prinsip geografi ada 4, yaitu :
1. Prinsip Penyebaran
Gejala geografi baik tentang alam, tumbuhan, hewan, dan manusia yg tersebar secara tidak merata di muka bumi.
Contoh : Timah di Pulau Bangka, pohon bakau di pantai.

2. Prinsip Interelasi
Hubungan yg saling terkait antara gejala yg satu dgn gejala yg lain dlm satu ruang tertentu.
Contoh : hutan gundul terjadi karena penebangan liar.

3. Prinsip Korologi ( Keruangan )
Bahwa setiap prinsip ini gejala – gejala, fakta – fakta, dan masalah – masalah geografi ditinjau dari penyebarannya, interelasinya, dan interaksinya dan hubungan itu terdapat pada ruang tertentu. Contoh : Padi hidup subur di daerah dataran rendah.

4. Prinsip Deskriptif
Prinsip untuk memberikan pelajaran atau gambaran lebih jauh tentang gejal – gejala, atau masalah – masalah yg diselidiki dlm bentuk tulisan atau kata – kata yg dapat dilengkapi dgn : diagram, grafik, table, gambar, dan peta.

B. Konsep dasar geografi yg esensial, ada 10 yaitu :
1. Konsep Lokasi : Letak suatu tempat di permukaan bumi.
1.1. Lokasi Absolut : Tempatnya tetap.
1.2. Lokasi relative : tempatnya bias berubah karena factor tertentu.

2. Konsep jarak : Jark antara tempat satu ke tempat lain.
2.1. Jarak Absolut : Diukur dgn satuan ukuran.
2.2. Jarak relative : Dikaitkan factor waktu ekonomi dan psikologis.

3. Konsep keterjangkauan :
Hub. Antara satu tempat dgn tempat yg lain, dikaitkan dgn sarana dan prasarana angkutan.

4. Konsep pola :
Berkaitan dgn persebaran fenomena geosfer di permukaan bumi.
Contoh : Persebaran flora dgn fauna.

5. Konsep Morfologi :
Berkaitan dgn fauna bentuk permukaan bumi, sebagai akibat tenaga eksogen dan endogen.
Contoh : Pegunungan, lembah, dataran rendah.

6. Konsep Aglomerasi :
Pemusatan penimbunan suatu kawasan
contoh : kawasan industri, pertanian, pemukiman.

7. Konsep nilai kegunaan :
Suatu nilai guna tempat –tempat di bumi.
Contoh : tempat wisata.

8. Konsep Interaksi dan Interpendensi :
Saling berpengaruh dan ketergantungan antara gejala di muka bumi.
Contoh : Antara desa dgn kota.

9. Konsep Deferensiasi Areal:
Fenomena yg berbeda antara tempat yg satu dgn yg lain.
Contoh : Areal pedesaan khas dan corak persawahan.

10. Konsep keterkaitan keruangan :
Keterkaitan persebaran suatu fenomena dgn fenomena lain.
Contoh : daerah pantai pada umumnya bermata pencaharian nelayan.

Habitat Darat

HABITAT DARAT
Pada habitat darat dikenal istilah Bioma yaitu daerah habitat yang meliputi skala yang luas. Berikut ini hanya akan dibahas beberapa bioma utama yaitu:
1. Bioma gurun dan setengah gurun
2. Bioma padang rumput
3. Bioma hutan tropis
4. Bioma hutan gugur
5. Bioma hutan taiga
6. Bioma tundra
7. Bioma sabana
8. Bioma hutan bakau (mangrove) dan
9. Bioma hutan lumut
10. Bioma Hutan Musim

Gbr. Perubahan Bioma Menurut Ketinggian Garis dan Lintang
1. Bioma Gurun dan Setengah Gurun
Bioma gurun dan setengah gurun banyak ditemukan di Amerika Utara, Afrika Utara, Australia dan Asia Barat.
Ciri-ciri:
1. Curah hujan sangat rendah, + 25 cm/tahun
2. Kecepatan penguapan air lebih cepat dari presipitasi
3. Kelembaban udara sangat rendah
4. Perbedaan suhu siang hari dengan malam hari sangat tinggi (siangdapat mencapai 45 C, malam dapat turun sampai 0 C)
5. Tanah sangat tandus karena tidak mampu menyimpan air
Lingkungan biotik:
- Flora: tumbuhan yang tumbuh adalah tumbuhan yang dapat
beradaptasi dengan daerah kering (tumbuhan serofit).
- Fauna: hewan besar yang hidup di gurun umumnya yang mampu
menyimpan air, misalnya unta, sedang untuk hewan-hewan kecil
misalnya kadal, ular, tikus, semut, umumnya hanya aktif hidup pada
pagi hari, pada siang hari yang terik mereka hidup pada lubang-lubang.
2. Bioma Padang Rumput
Bioma padang rumput membentang mulai dari daerah tropis sampai dengan daerah beriklim sedang, seperti Hongaria, Rusia Selatan, Asia Tengah, Amerika Selatan, Australia.
Ciri-ciri:
1. Curah hujan antara 25 - 50 cm/tahun, di beberapa daerah padang rumput curah hujannya dapat mencapai 100 cm/tahun.
2. Curah hujan yang relatif rendah turun secara tidak teratur.
3. Turunnya hujan yang tidak teratur tersebut menyebabkan porositas dan drainase kurang baik sehingga tumbuh-tumbuhan sukar mengambil air.
Lingkungan biotik:
- Flora: tumbuhan yang mampu beradaptasi dengan daerah dengan
porositas dan drainase kurang baik adalah rumput, meskipun ada pula tumbuhan lain yang hidup selain rumput, tetapi karena mereka
merupakan vegetasi yang dominan maka disebut padang rumput. Nama padang rumput bermacam-macam seperti stepa di Rusia Selatan,
puzta di Hongaria, prairi di Amerika Utara dan pampa di Argentina.
- Fauna: bison dan kuda liar (mustang) di Amerika, gajah dan jerapah di Afrika, domba dan kanguru di Australia.
Karnivora: singa, srigala, anjing liar, cheetah.
3. Bioma Sabana
Bioma sabana adalah padang rumput dengan diselingi oleh gerombolan pepohonan. Berdasarkan jenis tumbuhan yang menyusunnya, sabana dibedakan menjadi dua, yaitu sabana murni dan sabana campuran.
- Sabana murni : bila pohon-pohon yang menyusunnya hanya terdiri
atas satu jenis tumbuhan saja.
- Sabana campuran : bila pohon-pohon penyusunnya terdiri dari
campuran berjenis-jenis pohon.
4. Bioma Hutan Tropis
Bioma hutan tropis merupakan bioma yang memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan dan hewan yang paling tinggi. Meliputi daerah aliran sungai Amazone-Orinaco, Amerika Tengah, sebagian besar daerah Asia Tenggara dan Papua Nugini, dan lembah Kongo di Afrika.
Ciri-ciri:
1. Curah hujannya tinggi, merata sepanjang tahun, yaitu antara 200 - 225 cm/tahun.
2. Matahari bersinar sepanjang tahun.
3. Dari bulan satu ke bulan yang lain perubahan suhunya relatif kecil.
4. Di bawah kanopi atau tudung pohon, gelap sepanjang hari, sehingga tidak ada perubahan suhu antara siang dan malam hari.
- Flora: pada biorna hutan tropis terdapat beratus-ratus spesies
tumbuhan. Pohon-pohon utama dapat mencapai ketinggian 20 - 40 m, dengan cabang-cabang berdaun lebat sehingga membentuk suatu
tudung atau kanopi.
Tumbuhan khas yang dijumpai adalah liana dan epifit. Liana adalah
tumbuhan yang menjalar di permukaan hutan, contoh: rotan. Epifit
adalah tumbuhan yang menempel pada batang-batang pohon, dan
tidak merugikan pohon tersebut, contoh: Anggrek, paku Sarang
Burung.
- Fauna: di daerah tudung yang cukup sinar matahari, pada siang hari
hidup hewan-hewan yang bersifat diurnal yaitu hewan yang aktif pada siang hari, di daerah bawah kanopi dan daerah dasar hidup hewan-
hewan yang bersifat nokfurnal yaitu hewan yang aktif pada malam
hari, misalnya: burung hantu, babi hutan,kucing hutan, macan tutul.
5. Hutan Musim
Di daerah tropis, selain hutan tropis terdapat pula hutan musim.
Ciri tumbuhan yang membentuk formasi hutan musim:
Pohon-pohonnya tahan dari kekeringan dan termasuk tumbuhan tropofit, artinya mampu beradaptasi terhadap keadaan kering dan keadaan basah pada saat musim kemarau (kering), daunnya meranggas, sebaliknya saat musim hujan, daunnya lebat. Hutan musim biasa diberi nama sesuai dengan tumbuhan yang dominan, misalnya: hutan jati, hutan angsana. Di Indonesia, hutan musim dapat ditemukan di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Fauna yang banyak ditemukan rusa, babi hutan, harimau.
6. Hutan Lumut
Hutan lumut banyak ditemukan di lereng gunung atau pegunungan yang terletak pada ketinggian di atas batas kondensasi uap air. Disebut hutan lumut karena vegetasi yang dominan adalah tumbuhan lumut. Lumut yang tumbuh tidak hanya di permakaan tanah dan bebatuan, tetapi mereka pun menutupi batang-batang pohon berkayu. Jadi pada hutan lumut, yang tumbuh tidak hanya lumut saja, melainkan hutan yang banyak pepohonannya yang tertutup oleh lumut. Sepanjang hari hampir selalu hujan karena kelembaban yang tinggi dan suhu rendah menyebabkan timbulnya embun terus-menerus.
7. Bioma Hutan Gugur (Deciduous Forest)
Ciri khas bioma hutan gugur adalah tumbuhannya sewaktu musim dingin, daun-daunnya meranggas. Bioma ini dapat dijumpai di Amerika Serikat, Eropa Barat, Asia Timur, dan Chili.
Ciri-ciri:
- Curah hujan merata sepanjang tahun, 75 - 100 cm/tahun.
- Mempunyai 4 musim: musim panas, musim dingin, musim gugur dan
musim semi
- Keanekaragaman jenis tumbuhan lebih rendah daripada bioma hutan
tropis.
Musim panas pada bioma hutan gugur, energi radiasi matahari yang diterima cukup tinggi, demikian pula dengan presipitasi (curah hujan) dan kelembaban. Kondisi ini menyebabkan pohon-pohon tinggi tumbuh dengan baik, tetapi cahaya masih dapat menembus ke dasar, karena dedaunan tidak begitu lebat tumbuhnya. Konsumen yang ada di daerah ini adalah serangga, burung, bajing, dan racoon yaitu hewan sebangsa luwak/musang.
Pada saat menjelang musim dingin, radiasi sinar matahari mulai berkurang, subu mulai turun. Tumbuhan mulai sulit mendapatkan air sehingga daun menjadi merah, coklat akhirnya gugur, sehingga musim itu disebut musim gugur.
Pada saat musim dingin, tumbuhan gundul dan tidak melakukan kegiatan fotosentesis. Beberapa jenis hewan melakukan hibernasi (tidur pada musim dingin). Menjelang musim panas, suhu naik, salju mencair, tumbuhan mulai berdaun kembali (bersemi) sehingga disebut musim semi.
8. Bioma Hutan Taiga / Hutan Homogen
Bioma ini kebanyakan terdapat di daerah antara subtropika dengan daerah kutub, seperti di daerah Skandinavia, Rusia, Siberia, Alaska, Kanada.
Ciri-ciri bioma hutan taiga:
1. Perbedaan antara suhu musim panas dan musim dingin cukup tinggi, pada musim panas suhu tinggi, pada musim dingin suhu sangat rendah.
2. Pertumbuhan tanaman terjadi pada musim panas yang berlangsung antara 3 sampai 6 bulan.
3. Flora khasnya adalah pohon berdaun jarum/pohon konifer, contoh pohon konifer adalah Pinus merkusii (pinus). Keanekaragaman tumbuhan di bioma taiga rendah, vegetasinya nyaris seragam, dominan pohon-pohon konifer karena nyaris seragam, hutannya disebut hutan homogen. Tumbuhannya hijau sepanjang tahun, meskipun dalam musim dingin dengan suhu sangat rendah.
4. Fauna yang terdapat di daerah ini adalah beruang hitam, ajak, srigala dan burung-burung yang bermigrasi kedaerah tropis bila musim dingin tiba. Beberapa jenis hewan seperti tupai dan mammalia kecil lainnya maupun berhibernasi pada saat musim dingin.
9. Bioma Hutan Tundra
Bioma ini terletak di kawasan lingkungan Kutub Utara sehingga iklimnya adalah iklim kutub. Istilah tundra berarti dataran tanpa pohon, vegetasinya didominasi oleh lumut dan lumut kerak, vegetasi lainnya adalah rumput-rumputan dan sedikit tumbuhan berbunga berukuran kecil.
Ciri-ciri:
1. Mendapat sedikit energi radiasi matahari, musim dingin sangat panjang dapat berlangsung selama 9 bulan dengan suasana gelap.
2. Musim panas berlangsung selama 3 bulan, pada masa inilah vegetasi mengalami pertumbuhan.
3. Fauna khas bioma tundra adalah "Muskoxem" (bison berhulu tebal) dan Reindeer/Caribou (rusa kutub).
10. Hutan Bakau / Mangrove
Hutan bakau/mangrove banyak ditemukan di sepanjang pantai yang landai di daerah tropik dan subtropik. Tumbuhan yang dominan adalah pohon bakau (Rhizophora sp), sehingga nama lainnya adalah hutan bakau, selain pohon bakau ditemukan pula pohon Kayu Api (Avicennia) dan pohon Bogem (Bruguiera).
Ciri-ciri:
1. Kadar garam air dan tanahnya tinggi.
2. Kadar O2 air dan tanahaya rendah.
3. Saat air pasang, lingkungannya banjir, saat air surut lingkungannya becek dan herlumpur.
Dengan kondisi kadar garam tinggi, menyebabkan tumbuhan bakau sukar menyerap air meskipun lingkungan sekitar banyak air, keadaan ini dikenal dengan nama kekeringan fisiologis. Untuk menyesuaikan dengan lingkungan tersebut tumbuhan bakau memiliki dedaunan yang tebal dan kaku, berlapiskan kutikula sehingga dapat mencegah terjadinya penguapan yang terlalu besar.
Untuk menyesuaikan diri dengan kadar O2 rendah, tumbuhan bakau memiliki akar nafas yang berfungsi menyerap O2 langsung dari udara. Agar individu baru tidak dihanyutkan oleh arus air akibat adanya pasang naik dan pasang surut terutama pada bakau kita dapati suatu fenomena yang dikenal dengan nama VIVIPARI yang artinya adalah berkecambahnya biji selagi biji masih terdapat dalam buah, belum tanggal dari pohon induknya, dapat membentuk akar yang kadang-kadang dapat mencapai 1 meter panjangnya.
Jika biji yang sudah berkecambah tadi lepas dari pohon induknya maka dengan akar yang panjang tersebut dapat menancap cukup dalam di dalam lumpur, sehingga tidak akan terganggu dengan arus air yang terjadi pada gerakan pasang dan surut.
Hutan bakau di Indonesia terdapat di sepanjang pantai timur Sumatra, pantai barat dan selatan Kalimantan dan sepanjang pantai Irian, di Pulau Jawa hutan bakau yang agak luas masih tersisa di sekitar Segara Anakan dekat Cilacap yang merupakan muara sungai Citanduy.
Jenis-jenis hewan yang dapat ditemukan dalam lingkungan hutan bakau terutama adalah ikan dan hewan-hewan melata (buaya, biawak) dan burung-burung yang bersarang di atas pohon-pohon bakau.

Bromo Caldera, East Java, Indonesia